Sebenernya gue bukan orang yang ahli dalam bidang percintaan. Kisah percintaan gue aja belom berhasil.
Gue bukan penganut paham "Mencintai yang sudah dinikahi" ya? Tapi gue juga bukan orang yang pro banget soal pacaran. Hemmm bingung ya? Sama. Dan yakinlah, selama ijin orangtua tidak ditangan, jangan dilanjutkan. Hasilnya nggak baik. #curcol
Back to topic. Walopun kisah cinta gue belom berhasil (sampe sekarang belom ada yang ngelamar gue). Tapi gue tipe cewek yang gampang move on. Karena itulah banyak temen yang ujung-ujungnya ke gue buat curhat. Dengan harapan bisa dapet tips buat bisa cepet move on. Nah pas mereka udah sampe ke gue buat curhat macem-macem, biasanya kalo masih fresh disertai dengan tetesan air mata. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, gue agak mempraktekkan Ilmu perdukunan gue. Yakni: "Membiarkan si curhaters menemukan insightnya sendiri" jadi gue cuma mancing-mancing doang. Atau bahasa gaul di kampus gue adalah, membuat dia nemuin evidence-evidence yang bisa bikin doski move on dengan sendirinya.
Berdasarkan banyak curhat yang gue terima, ternyata ada tiga pattern yang rata-rata terjadi pada orang yang sulit banget move on ini dia:
1. Self esteem.
Okay, awal mula udah bahasa psikologi banget. Self esteem tu apa ya? Kepercayaan diri? Bukan.
Self esteem itu penghargaan diri. Jadi gimana lo menghargai diri lo. Gimana lo ngeliat diri lo. Gimana lo memandang, "gue ini high quality ato middle-end, ato low end, ato KW". Bah. Kalo lo pede banget, and ngeliat diri lo punya banyak poin plus, ngerasa diharapkan, ngerasa diinginkan, nah itu beberapa karakteristik self esteem tinggi.
Beberapa kasus yang gue temui, nggak bisa move on karena punya low self esteem. Darimana gue tau? hemmmmm... Rata-rata mereka nggak ngerasa diharapkan, dirumah sering nggak dianggep, and temen-temennya nganggep dia antara ada dan tiada. Suatu saat, muncullah seseorang yang memandang dia penting. Mengharapkan kehadirannya. Dan memperhatikan kebutuhannya. Jadi dari yang self esteemnya rendah, jadi meningkat. Self esteem tinggi ini meningkatkan motivasi dia buat melakukan kegiatan sehari-hari. Cuma dibilang "Kamu belom makan? Makan dong sayang, nanti sakit. Kalo kamu sakit aku kan sedih." Dia yang tadinya jarang makan langsung cabs ke warung beli makan.
Hingga suatu saat, ketika udah ngerasa fly banget, self esteemnya lagi tinggi-tingginya. Ehhh ternyata pacarnya selingkuh, pacarnya dinikahkan, pacarnya masuk rehab, de el el, de el el.
Akhirnya self esteem yang udah dibangun dengan susah payah itu ambruklah sudah. Jadi nggak bisa ngapa-ngapain, dan JADI NGGAK TERMOTIVASI buat nyari lagi. Soalnya self esteem kaitannya erat banget sama motivasi.
Jadi rumusnya:
"Self Esteem rendah menyebabkan motivasi rendah, jadi nggak bisa move on."
Kalo yang ini sih biasa melanda orang-orang yang udah lamaaaaaa banget pacaran. Kemudian nggak ada angin nggak ada hujan, muncul istilah putus dari pasangannya.
Pernah denger kata habituasi? Itu berasal dari kata habit, yang artinya udah jadi kebiasaan. Jadi karena lo udah biasa ada si dia menemani, lo jadi nggak biasa buat ngapa-ngapain tanpa si dia. Lo jadi galau, karena nggak ada yang sms, nggak ada yang WA, ato mention lo di twitter pagi-pagi "Morning darl, rise and shine". Hemmmmmm.....
Lo udah terbiasa ada yang ngebangunin, ada yang merhatiin pakaian lo, ada yang ngingetin untuk hal-hal penting. Dan juga terbiasa manggil "sayang" ke orang. Intinya lo udah biasa punya pacar. Tapi mendadak lo jomblo. Nah, karena udah terbiasa inilah jadinya susah move on.
Gue nggak bilang, tanda kesuksesan move on adalah lo bisa dapet pacar lagi. Bukan kayak gitu. Tanda kesuksesan move on tu banyak. Gue bahas kapan2. Cuman, ketika lo udah punya pacar, tapi lo masih inget mantan, terus lo melakukan kebiasaan ke pacar lo kayak yang dulu lo lakuin sama mantan itu artinya lo BELUM MOVE ON. Ya karena habituasi itu tadi. Terbiasa.
Jadi rumus kedua adalah:
"Habituasi punya pacar dengan segala aktivitasnya, sedangkan lo udah jomblo (ato punya pacar baru), tapi lo masih merindukan activity2 sama mantan lo ato malah ngelakuinnya sama pacar lo sekarang."
3. Love Addiction
Ecieeeee... apaan tuh?
Tau artinya love dong. Addiction itu artinya adiksi, artinya ketergantungan. Ketergantungan pada cinta. Itu makna saklek dari katanya ya. Tapi Love Addiction itu adalah dimana lo nggak biasanya punya figur yang lo jadi nggak bisa lepas sama dia. Dan lo mengharapkan dosis yang semakin meningkat. Heyaaaa....
Gini, adiksi obat itu adalah ketika seseorang mengkonsumsi obat, terus lo menikmati manfaatnya. Pada dosis tersebut, orang itu nggak ngerasain sensasi yang dia rasain sebelumnya, jadi dia nambahin dosisnya. Semakin nambahnya dosisnya dia semakin nggak bisa lepas dari obat itu. Ketika mencoba berhenti, ada masalah yang dirasain tubuhnya.
Begitu juga kayak cinta. Lo nggak dapet cinta yang langsuuuuuung banyak dari pasangan lo kan? Pasti bertahap kan? Nah, tahapan ini yang memicu adanya Love Addiction. Love addiction bisa terjadi manakala seseorang sebelumnya tidak memiliki orang lain yang dia merasa terikat (attached). Misalnya, waktu kecil Ani ditinggal meninggal ayahnya. Suatu hari, dia dapet perhatian dari seorang laki-laki yang bisa melengkapi kurangnya perhatian dari sang ibu misalnya. Hal ini akan membuat Ani sulit move on. Walaupun akhirnya Ani bisa move on (pastinya dengan susah payah), hal yang sama akan terjadi ketika pasangan selanjutnya harus terpisah dari Ani. Dikenallah Ani sebagai orang yang sulit move on.
Dan kayak obat, yang semakin dipakai racunnya semakin menumpuk. Ani akan semakin sulit move on pada mantannya yang kesekian dan kesekian.
Jadi rumusnya:
"Love addiction bikin sulit move on. Harus segera diobati. hehehehe...."
Sekian dulu dari saya.(Gue yakin, orang yang baca ini sebenernya pengen dapet solusi mengenai masalahnya yang sulit move on. Dan tulisan gue jelas nggak ngasih solusi apa-apa. Cuma yang pasti, untuk bisa move on lo harus meningkatkan self esteem lo dengan lebih berpositif thinking tentang hidup. Haloooo, hidup cuma sekali. Nikmatin aja kali. Hal-hal negatif dalam hidup lo tu pemanis, perasa, and pengawet, bir hidup lo tu nggak standar. Yang kedua, jangan bikin lo amat sangat bergantung pada pasangan lo. Coba gimana caranya supaya kalian punya kehidupan normal diluar kehidupan percintaan kalian. Make it balance guys, Yin and Yang. It's not that quiet simple, but it's not as hard as what it seems. Hehehehe... Untuk kalian yang udah punya tanda-tanda love addiction, kembalilah ke orangtua lo. Ato dekatkan lagi hubungan lo sama temen.)
No comments:
Post a Comment